TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Berkorban {3}



Berkorban {3}

0Cheng Wan Nian hendak menusuk Liu Anqier lagi. Chen Liao Xuan yang melihat itu berusaha untuk turun, namun dihalangi oleh Kasim Agung Cheng. Naga itu tampak kesetanan, dia terus bergeliat dan menyemburkan api abadinya. Sementara itu, Liu Anqier kembali meringis saat lengannya dikoyak oleh pedang milik Kasim Lin.     
0

Namun sebelum dengan sempurna mereka bertiga melukai Liu Anqier. Jiang Kang Hua langsung terbang dan menangkis mereka semua. Menarik tubuh Liu Anqier ke dalam dekapannya dengan sangat nyata. Jiang Kang Hua, dengan emosi yang membuncah langsung mengambil belati yang ada di tangan Liu Anqier, kemudian dia menancapkan belati-belati itu di jantung dua Kasim tersebut. Dua kasim itu langsung berubah menjadi abu dengan sempurna.     

Kini, Jiang Kang Hua memandang Cheng Wan Nian, tatapannya sangat kejam dan mengerikan bukan main.     

"Kau benar-benar kurang ajar Selir Cheng. Sudah berapa kali kuperingkatkan kepadamu. Jangan berani-beraninya kau sakiti Nona Liu. Sebab jika sampai kau melakukan itu, aku tidak akan pernah mengampunimu."     

"Jangan sentuh putriku!"     

Suara itu terdengar menggelegar, dan dengan sekali hentakan Chen Liao Xuan langsung melilit tubuh ular sosok Kasim Agung Cheng kemudian meremasnya menjadi hancur berkeping-keping. Langit langsung hujan darah berwarna hitam. Semua iblis yang ada di sana pun berduka. Terutama Cheng Wan Nian. Dia sama sekali tak menyangka jika hal ini akan terjadi. jika ayahnya akan berakhir dengan begitu tragis ini.     

Cheng Wan Nian bersimpuh dengan tangisan yang menggelegar, membuat semua yang ada di sana pun dipenuli isak sedih dan pilu untuk kemudian Jiang Kang Hua hendak menikam Cheng Wan Nian. Tapi tiba-tiba seperti ada sosok yang menyelamatkannya Cheng Wan Nian langsung hilang begitu saja. Para petinggi kerajaan pemberontak yang masih hidup memutuskan untuk menghilang. Para prajrit yang membangkang telah habis tak bersisa. Sementara itu, sosok naga Chen Liao Xuan tampak lemah, dan dia langsung terjatuh dengan sempurna ke bumi. Sebelum dia jatuh, dia kembali berubah wujud seperti manusia. Membuat Liu Anqier yang melihat itu langsung terbang dan menangkap sosok Chen Liao Xuan. Dia melihat Chen Liao Xuan, dan mematikan jika kekasihnya tak dalam keadaan sakit atau apa pun itu. untuk kemudian, Liu Anqier melihat rembulan yang sebentar lagi ada tepat di atas kepala.     

"Yang Mulia Raja, apa kau tidak apa-apa?" tanya Liu Anqier pada akhirnya. Dia tahu jika tubuh Chen Liao Xuan sedang dalam keadaan remuk redam. Tubuh Chen Liao Xuan mungkin akan hancur. Sebab dia telah memaksa dua kekuatan yang bertolak belakang akan membuat tubuhnya tidak bisa menahah dua kekuatan itu dan akan terluka parah.     

"Tidak, aku tidak apa-apa. Apakah kau baik-baik saja? Apakah ada yang terluka?" tanya Chen Liao Xuan. Dia berusaha mengambil posisi duduk kemudian memeriksa Liu Anqier, namun Liu Anqier masih berusaha untuk tersenyum. Meski dia sadar jika darah yang ada di punggungnya terus mengalir tanpa henti. "Kau terluka parah Anqier, kau harus aku obati. Kau—"     

"Intisari tubuhmu masih sangat berguna untukku, Yang Mulia. Jadi berhentilah untuk merisaukan aku. Sebentar lagi purnama akan penuh dan aku takut dengan itu semua. Yang Mulia Raja, bolehkah aku memeluk tubuhmu? Aku lelah, aku ingin tidur."     

Mendengar permintaan itu, Chen Liao Xuan agaknya terdiam, kemudian dia mengangguki ucapan dari Liu Anqier. tangan Liu Anqier satunya meraih belati yang sedari tadi dibawa oleh Jiang Kang Hua. Membuat Jiang Kang Hua terkejut bukan main. Napas Jiang Kang Hua tersengal, air matanya pun terjatuh begitu saja. Sama seperti Liu Anqier sekarang.     

"Liao Xuan, ada banyak yang harus kita lalui. Ada banyak hal yang terjadi di sini. Selama kita bertemu, dan selama kita bersama. Kau adalah sosok arogan yang sangat aku sayangi dan kurindukan. Kau tahu aku mencintaimu lebih dari itu semua. Jadi jangan pernah berubah dalam hal apa pun."     

"Apa yang mau kau katakan ini, Anqier? aku benar-benar tidak tahu," kata Chen Liao Xuan, dia masih merengkuh tubuh Liu Anqier dengan erat. Sementara itu, Lim Ming Yu dan yang lainnya ketika melihat semua musuh sudah menghilang pun dengan cepat memeriksa keadaan. Mereka ingin tahu apa yang terjadi sekarang. "Kau harus sembuh, jangan berbicara yang tidak-tidak," kata Chen Liao Xuan lagi.     

"Liao Xuan, rembulan sudah nyaris di atas kepala kita, aku takut jika kau tak punya waktu lagi sekarang. aku takut, takut sama sekali."     

"Apa maksud … mu."     

Jrep!!!     

Rahang Chen Liao Xuan mengeras, otot-otot yang ada di wajah Chen Liao Xuan tampak sangat nyata. Tangan Liu Anqier tampak bergetar saat menancapkan belatinya pada jantung Chen Liao Xuan. Lagi, Liu Anqier menekan, dan mendorong tikamannya. Membuat Cen Liao Xuan kembali menahan sakit yang luar biasa.     

Liu Anqier hendak melepaskan tubuhnya dari pelukan Chen Liao Xuan, namun Chen Liao Xuan menahannya.     

"Jangan, jangan lepaskan pelukanku. Aku tidak mau orang lain tahu dan menilai macam-macam atas dirimu."     

"Tidak, aku tidak peduli. Yang terpenting kau bisa kembali ke kerajaan langit. itu adalah hal yang terbaik sekarang."     

"Tidak bisa sekarang, aku masih butuh."     

"Bisa …," kata Liu Anqier. matanya sudah sayu, air mata itu telah menetes kembali pada wajah cantiknya itu. "Kau bisa melakukannya sekarang. bukan hanya demi aku, bukan hanya demi Selir Lim, bukan hanya demi Panglima Jiang yang terus berjuang bersama kita, bukan hanya demi Penasihat Li. Penasihatmu yang ada di alam langit. kau harus berjuang demi semua makhluk di alam raya ini. kau harus berjuang hingga titik darah penghabisan, Liao Xuan. Kau—"     

"T… tidak," suara itu tampak semakin lemah dan parau saat jantung Chen Liao Xuan mulai melemah dan mulai enggan untuk berdetak, aura iblis yang ada di dalam jantungnya perlahan memudar dengan sangat nyata.     

Liu Anqier mencium bibir Chen Liao Xuan lalu dia kembali menangis. "Aku mencintaimu, Liao Xuan. Aku mencintaimu. Dan untuk kali ini dan selanjutnya, aku mohon kepadamu. Jangan tunggu aku, jangan pernah tunggu aku. Kau harus melanjutkan hidupmu, kau harus bahagia sekarang, jangan pernah tunggu aku atas apa pun itu."     

Liu Anqier langsung menancapkan belati yang masih berbekas darah Chen Liao Xuan itu pada jantungnya. Membuat Liu Anqier meringis kesakitan. Jiang Kang Hua yang ada di sana tampak berteriak, dia hendak merengkuh tubuh Liu Anqier tapi Liu Anqier ambruk dengan sempurna pada tubuh Chen Liao Xuan yang terkapar. Dan sebuah cahaya berwarna kuning keemasan itu seolah keluar dari tubuh Liu Anqier, cahaya itu pun akhirnya masuk dengan sempurna pada tubuh Chen Liao Xuan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.